SBY Tak Mau APBN 2013 Rp 1.683 Triliun Dikorupsi
Oleh : Managedaily
Selasa, 11 Desember 2012 14.58 WIB
(Managedaily -
Finance), Presiden SBY mengingatkan seluruh elemen pemerintahan untuk
dapat melaksanakan program APBN 2013 senilai Rp 1.683 triliun dengan
baik. Jangan ada lagi anggaran yang dikorupsi.
Hal ini disampaikan oleh SBY dalam
acara Penyerahan DIPA 2013 di Istana Negara, Jakarta, Senin
(10/12/2012). Hadir dalam acara tersebut para menteri dan kepala lembaga
negara, serta gubernur di 33 provinsi.
"Pada pertengahan Januari 2013
mendatang kita akan bertemu sekali lagi untuk meningkatkan pemahaman
soal perencanaan dan penggunaan APBN, terutama untuk mencegah terjadinya
keselahan dan penyimpangan termasuk korupsi," tegas SBY.
Dalam kesempatan tersebut, SBY
menyampaikan dua pesan utama pengelolaan APBN 2013. Pertama, SBY tak
ingin ada kemandekan dalam pelaksanaan anggaran sehingga pencairan
angaran bisa tepat waktu dan tepat sasaran. Kedua SBY menginginkan
penggunaan APBN akuntabel.
"Ingat saudara-saudara, belanja
pemerintah adalah komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi kita. Kalau
tidak digunakan dengan baik maka akan menghambat pertumbuhan ekonomi,"
tegas SBY.
Di tempat yang sama, Menteri Keuangan
Agus Martowardojo mengemukakan, hasil evaluasi menunjukkan hingga saat
ini penyerapan terhadap anggaran belanja negara/provinsi masih belum
menunjukkan hasil yang optimal.
"Cenderung rendah di awal tahun, dan menumpuk di akhir tahun, dan ini selalu berulang-ulang setiap tahunnya,” kata Agus Marto.
Menurut Agus Marto, hingga 30 November
lalu, penyerapan APBN-P 2012 baru mencapai Rp 738 triliun atau 72,8%
dari pagu anggaran Rp 1.069 triliun.
"Realisasi penerimaan negara sampai 30
November 2012 mencapai Rp 1.101 triliun (81,12% dari target Rp 1.035
triliun), yang terdiri atas penerimaan pajak Rp 858 triliun (84%),
penerimaan non pajak Rp 240 triliun (70,4%), dan hibah Rp 2,9 triliun,"
papar Agus Marto.
Yunan Helmi, salah satu partner dari
Vibiz Consulting menambahkan bahwa penggunaan APBN akuntabel yang
efektif harus didukung pengawasan dan penelaahan laporan pelaksanaan
pencairan dan pengunaan APBN yang optimal. Peran dari para auditor
(BPKP) harus ditingkatkan dan lebih dioptimalkan sehingga kesalahan dan
penyimpangan yang pernah terjadi tidak berulang.
Penyaluran APBN dalam satu periode,
memang sulit untuk dilaksanakan secara merata sepanjang tahun, hal ini
karena beberapa pelaksanaan pekerjaan yang sering kali tertunda dari
jadwal karena kelengkapan administratif. Untuk mengantisipasi
keterlambatan ini perlu dibuat jadwal yang ketat sehingga pelaksanaan
dan penyaluran penggunaan APBN lebih merata dan optimal.
Komentar
Posting Komentar