Pengembangan Pelatihan di Era New Normal
Oleh ;
Drs. Budy Hermawan, MSi
Negara Indonesia saat ini masih dilanda Pandemi Covid19 yang merusak tatanan kehidupan baik sosial, ekonomi, perdagangan, investasi serta pelayanan public. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa kita dalam keluar dari krisis Pandemi Covid19 yang saat ini telah berubah menjadi krisis sosial ekonomi. Pemerintah Pusat telah banyak mengeluarkan paket-paket kebijakan disektor ekonomi serta sosial ke masyarakat. Satuan Tugas Penanganan Ekonomi Nasional dan Penanggulangan Covid19 yang dikomandoi oleh Menteri Negara BUMN beserta seluruh Kementrian/Lembaga melaksanakan program relaksasi ekonomi serta bantuan sosial yang disebar ke seluruh pelosok wilayah Indonesia yang terdampak Pandemic Covid19, hal ini merupakan salah satu upaya meningkatkan ketahanan ekonomi, social dan pangan tanpa mengutangi kemampuan Pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease 2019
Dalam
menghadapi situasi Pandemi Covid19 khususnya di Jawa Barat , Pemerintah
Provinsi Jawa Barat di bawah kendali Bapak Gubernur ; Ridwan Kamil sebagai
Ketua Komite Pemulihan Ekonomi Nasional dan Satuan Tugas Penanggulangan
Pemberantasan Covid19 Jabar telah berupaya sejak awal dengan seluruh
stakeholder terkait untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Pusat dengan Program Pembatasan Sosial Beskala Besar (
PSBB) , Adaptasi Kehidupan Baru ( AKB ) serta Pembatasan Sosial Berskala Mikro
( PSBM ) sebagai salah satu upaya untuk menekan penyebaran Covid19. Program
Ekonomi lainnya yang telah di laksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat
adalah Bantuan Sosial ( Bansos ) bagi masyarakat yang terdampak Covid19 berupa
paket sembako yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan serta paket
bantuan lainnya di bidang kesehatan. Hal ini tentunya sejalan dengan tujuan dan
maksud VISI Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu ; Jawa Barat Juara Lahir Batin
dengan Inovasi dan Kolaborasi serta misi kelima yaitu ; Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan
yang Inovatif dan Kepemimpinan yang Kolaboratif antara Pemerintah Pusat, Provinsi
dan Kabupaten/Kota.
Sejalan
dengan Misi kedua Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu melahirkan manusia yang
berbudaya, berkualitas, bahagia dan produktif melalui peningkatan pelayanan
publik yang inovatif, maka kiranya Pengembangan SDM khususnya ASN di Jawa Barat
harus tetap berjalan secara sinergis dan berkelanjutan sebagai salah satu upaya
memberikan pelayanan publik kepada masyarakat secara berkualitas dan akuntabel.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat
sebagai Perangkat Daerah yang diberi amanat dan tanggung jawab dalam
pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara ( ASN ) harus dapat melakukan
terobosan dan inovasi dalam Program Pengembangan pelatihan di Era New Normal
atau Adaptasi Kebiasaan Baru ( AKB ) ini . Beberapa Metode pembelajaran /
Pelatihan yang telah dijalankan oleh berbagai Lembaga Pengembangan SDM baik di Tingkat
Internasional , Pusat, Daerah baik berstatus Pemerintah, Negeri maupun Swasta
dapat menjadi referensi yang efektif dan efisien dalam pola pengembangan
kualitas Aparatur Sipil Negara ( ASN ). Hal ini tentunya dapat dikembangkan
sesuai dengan karakteristik , tujuan pembelajaran serta Bussines Proces Pelatihan
itu sendiri.
Penulis
mencoba memaparkan 5 strategi Pembelajaran / Pelatihan khususnya bagi Aparatur
Sipil Negara ( ASN ) di Jawa Barat di Era New Normal atau AKB saat ini, dalam
rangka tetap menjaga kualitas dan pengembangan kompetensi ASN serta agar tetap
memberikan pelayanan masyarakat secara prima dan akuntabel. Strategi ini
tentunya akan berbeda satu dengan lainnya tergantung kepada maksud dan tujuan
proses pelatihan serta target yang akan dicapai.
1. Project Based
Learning
Metode project based learning ini
sangat efektif diterapkan untuk para peserta pelatihan dengan membentuk kelompok
belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk memberikan pelatihan
kepada peserta untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong royong, dan empati dengan
sesama.
Metode pembelajaran ini
sangatlah cocok bagi peserta pelatihan yang berada pada zona kuning atau hijau
karena dilakukan dengan cara tatap muka namun dengan metode pembelajaran yang
satu ini, tentunya juga harus memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku.
2. Daring Method
Untuk menyiasati ketidak
kondusifan di situasi seperti ini, metode daring ( dalam jaringan ) bisa
dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Metode ini rupanya bisa membuat para peserta
untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di kantor / rumah dengan baik. Seperti
halnya membuat konten dengan memanfaatkan barang-barang di sekitar kantor /
rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Metode
daring ini merupakan salah satu alternative sarana pembelajaran ditengah-tengah
masa pandemic Covid19 yang harus tetap berjalan bahkan kedepan akan menjadi
role model proses pengembangan kompetensi ASN secara berkesinambungan dengan
out put yang optimal, dimana tutor dengan peserta pelatihan sangat dibatasi
kontak fisik sehingga turut membantu memutus mata rantai penyebaran Covid19.
Metode ini banyak memiliki
kelebihan di antaranya adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pengembangan kompetensi, memperluas akses bagi PNS dalam
mengembangkan kompetensi secara berkesinambungan dan mempercepat peningkatan
kinerja organisasi. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Barat
kiranya telah cukup mumpuni untuk melakukan proses pelatihan dengan cara
daring, mengingat BPSDM Jawa Barat telah memiliki Sumber Daya Manusia dalam
penyelenggaraan daring / E-Learning yang terdiri dari Tutor ( WI, Penguji,
Coach) , Pengelola, Penyelenggara dan Mentor
3. Luring Method
Luring yang dimaksud pada
model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran
yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan
protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat baik bagi para peserta
pelatihan / pembelajaran yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama
dengan protokol kesehatan New Normal / AKB yang ketat. Dalam metode yang satu ini, peserta pelatihan/
pembelajaran akan diajar secara bergiliran (shift model) agar
menghindari kerumunan. Metode ini dirancang untuk menyiasati penyampaian
kurikulum agar tidak berbelit saat disampaikan kepada peserta / siswa. Selain
itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik bagi mereka yang kurang
memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.
Metode ini dapat digunakan
khususnya bagi metode pelatihan yang memerlukan banyak praktek dalam
mengimplementasikan ilmu pelatihan yang telah diperoleh peserta pelatihan saat
proses pembelajaran daring / On line. Dalam memilih metode ini kiranya
penyelenggara harus sangat selektif dalam memilah dan memilih jenis mata
pelatihan serta tetap harus memperhatikan zone kewaspadaan protokol kesehatan
Covid19 diwilayahnya sehingga tetap aman dalam bagi peserta maupun untuk
tutornya
4. Home Visit Method
Seperti halnya metode yang
lain, home visit merupakan salah satu opsi pada metode pelatihan / pembelajaran
saat pandemi ini. Metode ini mirip seperti kegiatan proses pelatihan yang disampaikan
saat home schooling. Para Tutor
/ instruktur/ coach mengadakan home visit di rumah / kantor /
komunitas peserta pelatihan dalam waktu tertentu dengan pola mentoring /
bimbingan .
Metode ini kiranya cocok
digunakan oleh peserta Pelatihan Kepemimpinan yang sedang berada dalam Agenda
Pembelajaran Tahap Membangun Komitmen Bersama dimana proses pembimbingan
(coaching) dan mentoring serta konseling ( Counseling ) dapat dilakukan secara
tatap muka dengan pola Home Visit, namun tentunya dengan tetap memperhatikan
Zona Kewaspadaan Protokol Kesehatan Covid19 khususnya bagi daerah yang masih
memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) dan/atau Adaptasi kebiasaan Baru ( AKB )
5. Blended Learning
Metode blended learning adalah
metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini
menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi,
meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya
masih bisa berinteraksi satu sama lain. metode blended learning adalah
salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif
para peserta pelatihan.
Sebenarnya, metode ini
sudah mulai dirancang dan diterapkan awal abad ke-21. Kalangan Perguruan tinggi
telah lama menggunakan pola Blended Learning, contoh Universitas Terbuka ( UT )
yang sejak berdirinya di awal tahun 90 an telah menggunakan pola E-Learning di
padu dengan tatap muka, serta beberapa Universitas lainnya di Indonesia. Namun,
seiring dengan merebaknya wabah Covid-19, metode yang satu ini dikaji lebih
dalam lagi karena dinilai bisa menjadi salah satu metode pembelajaran yang
cocok untuk para pesera pelatihan ASN di
Indonesia.
Berdasarkan pemaparan tersebut diatas,
tentunya setiap metode pembelajaran memiliki kelemahan dan keunggulannya
masing-masing, namun kiranya bila kita melihat proses dan tujuan dari suatu
sistem pelatihan maka akan kita temukan seluruh bussines process , dimana
setiap pelatihan akan dapat di pelajari
dari system “Input – Proses – evaluasi”
Bila melihat dari seluruh strategi yang telah
dijelaskan diatas, maka Metode ” Blended Learning” akan menjadi salah satu metode unggulan bagi
media pembelajaran/pelatihan para peserta, dimana metode ini akan lebih meningkatkan
kinerja kognitif bagi para siswa/pesertanya khususnya bagi peserta pelatihan
orang dewasa. Pola ini memadukan 2 unsur
antara lain tatap muka dan daring diwaktu yang berbeda. Dalam hal-hal
diperlukan pola praktikum yang dibutuhkan, maka tatap muka menjadi pola kegiatan
pelatihan, dan disaat-saat tertentu yang berhubungan dengan teori, maka dapat
disampaikan oleh para narasumber dengan menggunakan metode daring ( E-Learning
). Tentunya hal ini pun harus dibarengi pelaksanaan protokol kesehatan yang
kuat bagi para peserta dan instruktur/ Widyaiswaranya
Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 212 ayat 3
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil, pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan non klasikal dilakukan
paling kurang melalui e-learning, bimbingan ditempat kerja, pelatihan jarak
jauh, magang, dan pertukaran pegawai negeri sipil dengan pegawai swasta,
artinya ini adalah, proses pengembangan kompetensi di Era New Normal sangat
ditentukan oleh kemampuan pengelola, penyelenggara, tutor dalam menentukan
metode pelatihan yang telah dibahas diatas dikaitkan dengan situasi dan kondisi
wilayah, kelengkapan peralatan dan jaringan
TIK, peserta pelatihan serta target output yang akan dicapai dalam suatu
pelatihan
Komentar
Posting Komentar