Menyalakan Kepemimpinan Peserta PKP Kota Depok Melalui Studi Lapangan: Pengalaman di Cirebon

Menyalakan Kepemimpinan Peserta PKP Kota Depok Melalui Studi Lapangan: Pengalaman di Cirebon

Oleh: Drs. Budy Hermawan, M.Si
Widyaiswara BPSDM Provinsi Jawa Barat

 

Hari itu, tanggal 21 Mei 2025, langit Kota Cirebon menyambut kami dengan cerahnya. Sebanyak 29 peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan I dari Pemerintah Kota Depok tiba di kota udang dengan semangat membara. Mereka datang bukan sekadar untuk memenuhi kewajiban pelatihan, tetapi untuk mengasah kepekaan, menguji ketajaman analisis, dan merancang solusi atas isu pelayanan publik secara nyata di lapangan. Peserta PKP Kota Depok terbagi atas 2 kelompok, dimana 1 Kelompok akan melakukan kunjungan kerja ke Dinas DP3APPKB Kota Cirebon dan kelompok lainnya akan mengunjungi Kantor Camat Harjamukti. Kunjungan ini sebagai langkah lanjutan dimana sebelumnya Kepala Dinas DP3APPKB dan Camat Harjamukti telah memberikan penjelasan tentang Rencana Strategis, Lakip/Sakip , Program Kerja serta isu-isu yang ada diwilayah kerjanya melalui zoom kepada seluruh peserta PKP Kota Depok

Sebagai widyaiswara dari BPSDM Provinsi Jawa Barat yang ditugaskan mendampingi mereka, saya, Drs. Budy Hermawan, M.Si, diberikan tugas mendampingi Kelompok 2 yang akan melakukan diagnosa pada dinas DP3APPKB Kota Cirebon . Saya memaknai kegiatan ini bukan hanya sekadar studi lapangan, ini adalah momentum pendidikan karakter kepemimpinan, sekaligus refleksi peran ASN sebagai agen perubahan.

DP3APPKB Kota Cirebon: Lokus dengan Multidimensi Tantangan

Lokus studi kami kali ini adalah Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Cirebon. Sebuah instansi yang menjadi pusat gravitasi kebijakan publik untuk kelompok rentan: perempuan, anak, serta keluarga secara keseluruhan.

Kami disambut hangat oleh Kepala Dinas, Bapak Suwarso Budi Winarno, AP, M.Si, yang memaparkan berbagai tantangan yang mereka hadapi. Mulai dari belum optimalnya gugus tugas Kota Layak Anak, rendahnya keterlibatan dunia usaha, hingga kebutuhan penguatan layanan perlindungan anak yang profesional dan terstandarisasi.

Hari pertama diisi dengan kunjungan dan pengenalan menyeluruh terhadap struktur, program, dan capaian kinerja DP3APPKB. Para peserta berdiskusi langsung dengan para pejabat fungsional dan struktural dinas. Dipimpin oleh Bapak TITO AHMAD RIYADI, SP, M.Si, Sekretaris BKPSDM Kota Depok beserta jajaran penyelenggara PKP lainnya , kunjungan yang cukup singkat namun sangat bermakna , para peserta PKP mencermati seluruh penjelasan yg disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Cirebon.  Sementara itu Ketua kelompok, Fitri Agustin, S.Pd, M.Si, Kasubid di BKD Kota Depok, dengan sigap memimpin tim dalam mencatat poin-poin penting untuk dianalisis.

Peserta telah memilih isu prioritas: “Pemenuhan hak anak dan perlindungan anak yang belum menyentuh aspek dasar.” Analisis dilakukan menggunakan pendekatan USG dan fishbone. Hasilnya: kebutuhan akan SDM terlatih, aktivasi peran masyarakat, RAD, hingga pemanfaatan teknologi informasi.

Pada hari ini pula, drg. Nessi Annisa Handani, Kepala DP3APPKB Kota Depok, hadir secara virtual via Zoom dan memberikan arahan serta penguatan strategis. Beliau menegaskan pentingnya membangun jejaring antardaerah dan membawa pulang pembelajaran ke Depok.

Rangkaian kegiatan selanjutnya adalah Peserta menyampaikan hasil diagnosis dan solusi kreatif dalam forum advokasi yang dihadiri oleh Kepala Dinas DP3APPKB Cirebon, Sekretaris BKPSDM Kota Depok, dan seluruh peserta. Gagasan yang diangkat—dari pembentukan website KLA, sistem kalender digital, sampai insentif CSR—mendapat respons positif dan siap ditindaklanjuti.

Usai forum advokasi, peserta mengikuti sesi khusus berbagi pengalaman. Kegiatan ini dirancang untuk merefleksikan proses yang telah mereka jalani, nilai-nilai kepemimpinan yang tumbuh, serta komitmen yang akan mereka bawa kembali ke unit kerja masing-masing. Di bawah pendampingan saya sendiri, kegiatan ini menjadi ruang reflektif yang hangat namun mendalam. Beberapa peserta bahkan menyampaikan bahwa pengalaman ini membuka cara pandang baru mereka terhadap pelayanan publik dan keberpihakan kepada kelompok rentan.


Tiga Pilar Produk Pasca Studi

Usai kembali dari Cirebon, peserta PKP tidak langsung berhenti. Mereka harus menyusun:

  1. Laporan Individu: Refleksi personal atas pembelajaran dan kontribusi.
  2. Laporan Kelompok: Hasil akhir dari proses diagnosis dan solusi kolaboratif.
  3. Video Dokumenter: Bentuk visualisasi kegiatan dan advokasi untuk diseminasi.

Saya membimbing proses ini sebagai fasilitator dan coach, memastikan tiap produk bukan sekadar formalitas, tapi menjadi bagian dari proses transformasi.


Penutup: Menyalakan Obor Kepemimpinan


Studi lapangan ini bukan sekadar kunjungan, tetapi titik nyala kepemimpinan baru. Saya percaya bahwa peserta PKP Kota Depok Angkatan I telah menunjukkan diri sebagai ASN pembelajar, kolaboratif, dan solutif. Dan bagi saya, mendampingi mereka adalah pengalaman yang menguatkan kembali keyakinan bahwa perubahan birokrasi dimulai dari keberanian untuk belajar dari lapangan—dan dari mereka yang bersedia menyelami akar masalah dengan hati dan akal sehat.

 



Komentar