Tanjung
Layar: Liburan Sehari Keluarga Hermawan ke Sawarna
Pukul 09. 30 pagi, sebuah mobil HR-V hitam meluncur pelan
meninggalkan Kawasan Hotel Inna Samudra di Pelabuanratu. Keluarga Hermawan,
setelah sarapan di Inna Samudra telah sepakat sebelumnya , bahwa hari ini kami
akan menuju salah satu Pantai di Kawasan Bayah di wilayah Banten, yaitu Pantai
Tanjung Layar. Papah Budy, sang kepala keluarga yang tak pernah melewatkan
kesempatan touring, memegang kemudi dengan serius, sementara istrinya, Mamah ,
sibuk mengecek daftar barang dan memastikan semua sudah dibawa.
Di kursi
belakang, dua putrinya, Anisa dan Anita , sudah siap dengan gaya khas anak
muda: headphone terpasang, gadget di tangan, dan playlist favorit masing-masing
siap mengiringi perjalanan panjang yang mereka ambil.
“Pak, bawa
sunblock-nya, ya! Jangan sampai kulitku gosong. Nanti aku nggak mau dibilang
anak ayam panggang,” celetuk Anita sambil melirik Hamidah yang sibuk memasukkan
topi dan kacamata hitam ke dalam tas.
Sambil
tertawa, HR-V hitam itu melaju meninggalkan kota Palabuanratu yang masih sepi.
Mereka memilih berangkat pagi supaya perjalanan yang cukup panjang ke Sawarna
bisa ditempuh maksimal dan bisa pulang pada hari yang sama.
Jalanan
Berliku dan “Drama” di Pelabuhanratu
Perjalanan
melalui rute selatan perbatasan Lebak - Jawa Barat selalu menyajikan
pemandangan alam yang menawan sekaligus menantang ketahanan pengemudi dan
penumpang. Jalanan berkelok dengan tebing di satu sisi dan jurang di sisi lain
membuat suasana jadi sedikit tegang, tapi Budy sudah berpengalaman.
Anisa, yang
hobi membuat vlog, mulai merekam dengan santai. “Guys, kita lagi di Kawasan
Bayah, nih. Katanya sih, di sini banyak cerita seram... Tapi aku cuma takut
kalau kehabisan kuota internet!” katanya sambil tertawa.
Tiba-tiba
HR-V sedikit melambat karena ada rombongan motor yang berjalan pelan di depan.
“Ini bukan tikungan manis, ini tikungan ngeri!” celetuk Budy.
Hamidah
menimpali, “Daripada ngeri, mending Bapak berhenti dulu. Aku mau selfie sama
ombak.”
“Selfie?
Kalau selfie sama ombak, nanti kamu yang basah. Lagipula, ini kan mobil, bukan
kapal pesiar,” canda Budy.
Setelah
melewati wilayah Bayah, mereka melanjutkan perjalanan menyusuri jalan pedesaan
yang sepi, dengan hutan dan perkebunan di kanan-kiri. Jalan semakin menanjak
dan berkelok, membuat Anita sedikit pusing.
“Aku rasa
perjalanan ini bisa jadi bahan cerita horor kalau kita nyasar,” kata Anita
sambil tertawa.
“Kalau
nyasar, jangan lupa bawa Papah buat pawang jalan,” balas Mamah.
Budy dengan
percaya diri memastikan HR-V melaju stabil, sementara Anita dan Anisa sibuk memotret
pemandangan hijau di luar jendela.
Kawasan Pantai Tanjung Layar
Pukul 11.30 siang, akhirnya keluarga Hermawan sampai di Kawasan desa Swarna . Papah Budy langsung mencari tempat parkir mobil, ternyata tuk menuju ke Pantai ini perlu jalan kaki yang cukup jauh sekitar 500 meter, atau naik ojeg motor yang telah stand by dan dikoordinir oleh komunitas desa wisata setempat. Setelah sepakat dengan keluarga, kami memutuskan naik ojeg dengan tarif 15 ribu per motor per orang
Perjalanan
ojeg sekitar 5 menit akhirnya kami sampai di Pantai Tanjung Layar. Batu karang
besar yang menjulang gagah di tengah laut menyambut mereka dengan pesona alami.
“Ini sih
bikin lupa sama semua kerjaan,” ujar Budy.
seperti biasa, kami langsung foto bersama di sekitaran spot Pantai Tanjung Layar. Anita tak sabar nyemplung main air, sementara Anisa lebih suka mengambil foto dan merekam video untuk dokumentasi. Mamah duduk di tepi pantai, menikmati momen sederhana ini sambil sesekali tersenyum melihat ayahnya bermain air seperti anak kecil. Akhirnya setelah menyusuri pantai sekitar 2 jam serta beberapa melakukan selfi dan foto-foto yang dibantu oleh tukang ojeg, akhirnya kami persiapan Kembali ke Bandung
Pulang
dengan Hati Lega dan Kenangan Manis
Pukul 14.15 WIB, keluarga Hermawan berkemas dan bersiap pulang. Walau lelah, wajah mereka
penuh dengan kebahagiaan dan semangat baru.
Setelah disepakati,
kami akan makan siang plus sore di perjalanan, tepatnya disekitar wilayah
Pelabuan Ratu. Akhirnya setelah perjalanan sekitar 1,5 jam, kami menemukan rumah
makan Bakar Ikan WARUNG ASRI di wilayah Cikakak , Pelabuanratu.
Tanpa
menunggu waktu lama , kami segera memesan ikan kue bakar, udang saos tiram, cah
kangkung serta teh hangat. Kami Se-Keluarga dengan lahap memakan semua hidangan
dengan cepat dan tanpa sisa,,hehehe…
Rumah Makan Warung Asri adalah salah satu rumah makan yang sangat rekomended bagi siapa pun wisatawan yang akan menikmati lezatnya ikan bakar dikawasan Pelabuanratu. selain lezatnya masakan disini, plus tempatnya di kawasan pantai sehingga dapat melihat dengan lepas, birunya laut di kawasan ini dengan terbuka.
Setelah menyantap seluruh hidangan Ikan Bakar plus , akhirnya perjalan pulang Kembali dilanjutkan,
Dalam perjalanan balik, suasana di mobil kembali ceria
dengan obrolan dan musik. Anita dan Anisa mulai membicarakan rencana liburan
berikutnya.
Liburan
sehari ke Pantai Tanjung Layar ini bukan sekadar perjalanan, tapi pengalaman
kebersamaan keluarga Hermawan yang penuh tawa, cerita, dan kenangan tak
terlupakan. HR-V hitam mereka mungkin lelah di perjalanan, tapi hati mereka
pulang penuh energi baru, siap menghadapi tantangan hidup dengan semangat yang
menyala.
Komentar
Posting Komentar