Oleh
Budy Hermawan
Widyaiswara Ahli Madya
BPSDM Jawa Barat
PENDAHULUAN
Pemimpin
adalah seseorang/individu yang diberi kepercayaan dan tanggungjawab untuk
memimpin dan mengaplikasikan dasar manajemen dengan baik dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Pentingnya seorang pemimpin karena diharapkan untuk meningkatkan
keamanan, kesejahteraan, dan kenyamanan bagi organisasi atau masyarakat yang
dipimpinnya. Setiap individu memiliki kemampuan unik masing-masing dan
merupakan suatu keistimewaan alami yang diberikan oleh Allah, yang secara tidak
sadar dapat memberikan perubahan besar atau kemajuan pada masyarakatnya.
Ungkapan
bahwa integritasmu adalah masa depanmu bagi seorang pemimpin adalah benar
adanya karena seoarang pemimpin yang berintegritas adalah pemimpin yang amanah.
Pemimpin yang berintegritas selalu bertindak sesuai dengan apa yang diucapan,
konsisten antara apa yang dipercayai dan apa yang dikerjakan, antara nilai
hidup yang dianut dengan nilai hidup yang dijalankan, antara sikap dan
tindakkan yang selalu selaras dalam setiap kebijakan. Pemimpin yang
berintegritas adalah pemimpin yang professional, handal, matang, tanpa
kompromi, menolak pengakuan untuk dirinya sendiri demi sebuah perubahan besar
terhadap apa yang dipimpinnya. Di dalam menjalankan aktivitas pelayanan,
pemimpin yang yang berintegritas fokus utamanya adalah untuk mencapai tujuan
yang mulia karena dasar seorang pemimpin yang berintegritas adalah
mengedepankan etika dan moral dalam
setiap kebijakannya.
Berbicara
integritas kepemimpinan tentu saja berkaitan erat dengan professionalitas karena
didalam ruang integritas itu sendiri kita akan melihat integritas yang teruji
salah satu contoh adalah pegawai yang professional adalah pegawai yang memiliki
integritas yang teruji dan handal, tidak suka menggunakan istilah aji mumpung
dan memanfaatkan situasi dan kondisi atau kesempatan dalam kesempitan, apalagi
kesempatan dalam tanda petik yang selalu bermakna negatif dalam pandangan
masyarakat luas. Hal yang tidak mudah memang dalam menerapkannya. Godaan yang
berupa ada peluang dan kesempatan untuk korupsi, hati kita dipaksa secara halus
untuk menjadi bimbang. Sisi baik pada hati kita mengatakan secara halus
pula berbisik jangan lakukan itu tetapi
sisi buruknya mengatakan tunggu apalagi dan ini adalah kesempatan emas untuk
memperkaya diri. Mumpung ada kesempatan gunakan kemampuan itu sebab kalau tidak
akan banyak orang lain akan menggunakan kesempatan tersebut. Memang pada
dasarnya korupsi itu manis diawal-awalnya saja tetapi akan menjadi pahit
banhkan sangat pahit di ujung-ujungnya karena dipastikan akan bertentangan
dengan hati nurani kita.
Kepemimpinan yang dibangun atas kekuatan
berpikir dengan kebiasaan yang produktif yang dilandasai oleh kekuatan moral
berarti ia memiliki “Integritas” untuk bersikap dan berperilaku sehingga ia
mampu memberikan keteladanan untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan
perubahan yang terkait dengan proses berpikir. Oleh karena itu seseorang yang
memiliki kepemimpinan yang mampu menerapkan arti dan makna integritas berarti
ia meyakini benar bahwa jika hanya orang yang kuat yang dapat bertahan dan
keinginan menghambat kemajuan orang, menjadi kaum penjilat, bermuka dua, tidak
akan menjadi orang yang mampu mengikuti perubahan.
2.Bagaimana cara membangun
integritas?
3.Apa saja karakteristik
interigritas seorang pemimpin?
PEMBAHASAN
Integritas berasal dari bahasa Latin :
integer, incorruptibility, firm adherence to a code of especially morala
acristic values, adalah sikap yang teguh mempertahankan prinsip tidak mau
korupsi, dan merupakan dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai bentuk
nilai-nilai moral. Integritas bukan hanya sekedar bicara, pemanis retorika,
tetapi juga sebuah tindakan. Bila kita menelusuri karakter yang dibutuhkan para
pemimpin saat ini dan selamanya mulai dari integritas, kredibilitas dan
segudang karakter mulia yang lainnya pastilah akan bermuara pada sosok pribadi
manusia yang sejak lahirnya telah menjadi pilihan Tuhan untuk menjadi pemimpin
yang berguna, bermartabat dan memiliki integritas yang baik. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) kata integritas mengandung pengertian yaitu mutu, sifat
atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan, kejujuran. Pengertian Integritas
nasional adalah suatu wujud keutuhan akan prinsip moral dan etika bangsa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dedi Mahardi (2015) dalam bukunya integritas
bangsaku, memaknai integritas merupakan suatu sikap yang merujuk pada
konsistensi antara tindakan dengan nilai-nilai dan prinsip kebaikan serta
ucapan. Sementara itu beberapa penjelasan mengenai integritas menurut Dr. Phill
Pringle (2001) dalam bukunya Top 10 Qualities of A Great Leader adalah sebagai
berikut:
a) Integritas berasal dari sikap tidak mementingkan diri sendiri
b) Integritas dibangun di atas dasar disiplin;
c) Integritas adalah kekuatan moral yang terbukti tetap benar di tengah api godaan;
d) Integritas adalah kemampuan untuk bersabar ketika hidup ini tidak berjalan mulus;
e) Integritas adalah tahan uji yang memerlukan perilaku yang dapt diduga;
f) Integritas adalah kekuatan yang tetap teguh sekalipun tidak ada yang melihat.
Dalam pandangan etika, integritas dapat
diartikan juga sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Lawan
dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik).Seorang dikatakan
“mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai-nilai,
keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya (Wikipedia). Untuk dapat menilai
karakternya,pemimpin yang berintegritas biasanya ditandai dengan satunya kata
dan perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang. Seorang
yang mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan
yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya. Integritas dan
kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat satu sama lain. (Stephen R
Covey, 2006). Menyebutkan bahwa integrity is doing what we say will do. Seorang
pemimpin harus dapat bertindak secara konsisten antara kata dan perbuatan.
Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin dan seorang pemimpin
yang mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan (trust) dari pegawainya.
Pimpinan yang berintegritas dipercayai karena apa yang menjadi ucapannya juga
menjadi tindakannya. Untuk mewujudkannya memerlukan kerja keras, dengan
bermodalkan integritas dalam kepemimpinan, dimana seorang pimpinan harus
menggabungkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya untuk menjadi suatu
kesatuan yang saling mendukung satu sama lainnya. Potensi tersebuat antara lain
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan memiliki potensi ini akan menjadikan
dirinya secara holistik sebagai seorang pemimpin.
Integritas
berarti mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga
memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Seseorang yang memiliki integritas pribadi akan tampil penuh percaya diri,
anggun, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya hanya untuk
kesenangan sesaat. Pemimpin Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki
integritas lebih berhasil ketika dipercayakan oleh atasannya untuk menjadi
seorang pemimpin, baik pemimpin formal maupun pemimpin nonformal. Dalam
pandangan tentang hal ini Stephen R.Covey membedakan antara kejujuran dan
integritass “honesty is telling the truth, in other word, conforming our words
reality-integrity is conforming to our words, in other words, keeping promises
and ful-filling expectations.”Kejujuran berarti menyampaikan kebenaran,
ucapannya sesuai dengan kenyataan. Sedang integritas membuktikan tindakannya
sesuai dengan ucapannya. Orang yang memiliki integritas dan kejujuran adalah
orang yang merdeka. Mereka menunjukan keauntetikan dirinya sebagai orang yang
tanggung jawab dan berdedikasi tinggi.
Seorang
pemimpin yang memiliki “integritas”, maka ia akan menyadari benar bahwa hukum
rimba memang tidak pernah jelas, itu tidak berarti ia akan mempergunakan dengan
dalih kekuasaan untuk ikut bermain dalam arena tersebut, sebaliknya ia akan
menolak untuk ikut serta dalam persaingan yang tidak sehat, walaupun hal itu
merupakan tugas yang akan dilaksanakannya. Oleh karena ia dalam bersikap dan
berperilaku tidak akan melepaskan diri dari hal-hal yang positif terutama dalam
membuat suatu keputusan selalu berlandaskan pada asas adil dan objektif. Jadi
dengan intergritas itu berarti ia memiliki manajemen intuitif untuk
mengintergrasikan otak kanan dan kiri dengan hati sebagai keterampilan manajemen
abad baru.
Dalam
pengertian lain, integritas juga bisa didefinisikan sebagai sebuah konsistensi
antara tindakan dengan nilai ataupun prinsip- prinsip yang sedang dijalankan.
Integritas merupakan salah satu atribut terpenting/kunci yang harus dimiliki
seorang pemimpin. Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi
dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran,
prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang
berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat.
Integritas itu sendiri berasal dari kata Latin “integer”, yang berarti: Sikap
yang teguh mempertahankan prinsip, tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang
melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral. Kemudian Mutu, sifat, atau
keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuanyang memancarkan kewibawaan, kejujuran.aka “Integritas” menjadi kunci
kepemimpinan “bagaimana ia membuat keputusan yang benar pada waktu yang benar”
dalam bersikap dan berperilaku karena disitulah terletak pondasi dalam
membangun kepercayaan dan hubungan antara individu dalam organisasi. Dimana
kita memperhatikan legalitas dan prosedur yang harus ditempuh, namun yang lebih
penting “Integritas” seseorang dapat menuntun mana yang jujur dan yang tidak
jujur yang tidak mudah di kacaukan hal-hal yang bersifat formal tapi dapat
menyesatkan.
Jadi
dapat dipahami bahwa Integritas Seorang Pemimpin Adalah sikap atau sifat serta
nilai-nilai yang memang harus dimiliki oleh seorang pemimpin guna untuk
membangun kepercayaan antar individu dalam organisasi.
2.
Bagaimana Cara Membangun Integritas
Kepemimpinan yang konsisten menunjukkan
keteladanan dalam mempengaruhi orang lain berarti memberikan daya dorong untuk
memotivasi dirinya dalam membangun integritas, yang secara tak langsung
mendorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip dalam menumbuh-kembangkan
integritas yang kita sebut dengan prinsip pertama adalah menumbuh kembangkan
kepercayaan dan keyakinan dalam merubah kesadaran inderawi ke tingkat yang
lebih baik; prinsip kedua adalah memberi saling menghormati dan menghargai
orang lain; prinsip ketiga adalah memiliki kemampuan dalam kedewasaan rohaniah,
sosial, emosional dan intelektual.
Untuk menegakkan prinsip integritas diatas,
maka setiap individu harus mampu memahami makna dan arti integritas yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupannya. Caranya mendorong orang untuk menggerakkan
kekuatan pikiran dengan memahami dari unsur huruf menjadi kata bermakna sebagai
suatu pendekatan untuk memotivasi diri dalam membangun kepercayaan dan
keyakinan sebagai titik tolak agar ia mampu berbuat sesuatu untuk kemajuan
dirinya, untuk apa ia mengikat diri kedalam suatu organisasi.
Dengan
pemahaman itu diharapkan menjadi daya dorong untuk bersikap dan berperilaku
bahwa “dapatkah kepemimpinan anda dan pengikutnya mencapai keberhasilan untuk
tetap memiliki “integritas” dalam usaha-usaha membangun budaya organisasi yang
kuat sebagai wahana untuk melaksanakan transformasi dalam perubahan sikap dan
perilaku untuk mengikat diri kita bersama dan membangkitkan jiwa kepuasaan di
dalam diri kita. Jadi integritas menjadi penuntun dan wasit agar kita konsisten
sehingga keyakinan kita akan dicerminkan oleh perbuatan kita, yang akan
menunjukkan bahwa tidak akan ada perbedaan antara apa yang kelihatan dan apa
yang diketahui lingkungan kita tentang diri kita, apakah berada dalam saat
berkuasa atau tidak berkuasa.
Jadi
integritas bukan hanya penuntun dan wasit antara dua keinginan yang kita sebut
dengan “orang yang bahagia dan jiwa yang terbagi”. Dengan pemahaman integritas
dari sudut kata yang bermakna yang telah kita kemukakan diatas, maka
membebaskan kita untuk menjadi diri yang utuh tidak peduli apa yang akan datang
kepada kita.sehingga tingkat kedewasaan kita akan menunjukkan “kalau apa yang
saya katakan dan apa yang saya lakukan sama, hasilnya konsisten dalam bersikap
dan berperilaku.
Jika seorang pemimpin sudah
memiliki integritas, maka yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin untuk
menjaga integritasnya:
- 1. Menepati janji atau memenuhi perkataan.
Sering
kali, seorang pemimpin berkata bahwa ia akan melakukan sebuah perubahan atau
memberikan reward kepada karyawannya. Namun, hal tersebut tidak terlaksana
karena seringnya sang pemimpin menunda-nunda pekerjaan. Dengan tidak
tercapainya janji seorang pemimpin, maka anggota organisasi lainnya pun dapat
kehilangan kepercayaan mereka terhadap pemimpin tersebut.
2.
Berkomunikasi secara jelas dan jujur
Mudah
bagi semua orang untuk jujur saat menyampaikan berita baik, namun tidak saat
harus menyampaikan berita buruk. Begitu juga bagi seorang pemimpin. Seringkali,
pemimpin cenderung berputar-putar dalam menyampaikan suatu berita buruk. Namun,
hal tersebut memicu terjadinya kesalahpahaman yang menghambat komunikasi. Maka
dari itu, untuk menjaga integritas dan memastikan bahwa komunikasi berjalan
dengan baik, seorang pemimpin seharusnya menyampaikan maksudnya secara langsung
dan jelas. Dengan begitu, solusi yang tepat untuk suatu permasalahan pun akan
tercapai.
3.
Berani meminta maaf
Banyak orang berpikir bahwa pemimpin harus
selalu menunjukkan sisi kuat mereka dan menyembunyikan kesalahan mereka.
Padahal sebenarnya, semua orang membutuhkan keberanian untuk mengakui kesalahan
mereka dan meminta maaf. Dan saat seseorang berani meminta maaf dengan tulus,
kita dapat merasakan bahwa ia telah mendahulukan kejujuran serta kebenaran
daripada egonya. Demikian pula dengan pemimpin. Ketika seorang pemimpin berani
meminta maaf, maka ia akan meningkatkan kepercayaan serta respect orang lain
terhadapnya. Selain itu, seorang pemimpin yang mempraktekkan kejujuran juga
akan memberi pedoman yang baik kepada anggota timnya untuk menciptakan sebuah
culture perusahaan yang baik.
4. Senantiasa berkomitmen
Ketika seseorang memutuskan untuk menjadi
pemimpin, maka ia harus menerima fakta bahwa semua orang memiliki ekspektasi
yang lebih tinggi terhadapnya dibandingkan orang lain dalam organisasi. Seorang
pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar bagi organisasinya, baik kepada
timnya maupun kepada pelanggan dan stakeholder. Maka dari itu, untuk menjaga
integritasnya, pemimpin harus berkomitmen senantiasa untuk bekerja keras dan
memenuhi ekspektasi orang lain terhadapnya demi kebaikan bersama dalam
organisasi.
Karakteristik
Integritas dalam kepemimpinan
Menurut
Gen Ronald R. Fogleman menemukan bahwa pemimpin yang berintegritas menunjukkan
sikap tulus dan konsisten, memiliki keteguhan hati dan karakter, dan merupakan
seorang yang mampu bertahan sampai akhir.
a. Ketulusan
Ketulusan adalah perilaku tanpa
kepura-puraan dan kesan yang palsu. Pemimpin yang berintegritas bersikap tulus
-- tindakan mereka sesuai dengan perkataannya. Sebuah ilustrasi tentang
Jenderal Wilbur Creech membantu menjelaskan poin ini. Saat menjabat sebagai
Komandan Tactical Air Command pada awal tahun 1980-an, dia selalu mengadakan
lawatan dan bertemu dengan para bawahannya di tempat mereka tinggal dan
bekerja. Suatu ketika, Jenderal Creech sedang melakukan inspeksi ke gudang
persediaan, ketika didapatinya seorang sersan duduk di sebuah kursi yang penuh
tambalan selotip elektrik dan diganjal dengan satu batu bata. Saat sang
jenderal menanyakan mengapa ia tidak memakai kursi yang lebih baik keadaannya,
sersan tersebut menjawab bahwa tidak ada kursi baru yang tersedia bagi petugas
gudang. Jenderal Creech berjanji akan mengurus masalah tersebut. Sebagai tindak
lanjut inspeksi tersebut, Jenderal Creech memerintahkan ajudannya untuk terbang
kembali ke Langley (markas angkatan udara, Virginia) dan menyerahkan kursi tua
itu kepada petugas logistik. Kursi itu diakui sebagai milik sang jenderal
sampai petugas logistik tersebut mengatasi permasalahan di gudang dan
mengembalikan kursi itu ke petugas gudang.
Jenderal Creech selalu menyesuaikan perkataannya
dengan tindakannya. Itulah yang membuatnya menjadi seorang pemimpin yang hebat
dan memiliki integritas. Semakin sejalan perilaku seorang pemimpin dengan
perkataannya, semakin setia para pengikut, baik dalam mengikuti sang pemimpin
ataupun mengikuti organisasi.
b. Konsistensi
Satu perbuatan nyata yang mencerminkan
integritas akan meninggalkan kesan, namun perilaku seorang pemimpin haruslah
konsisten jika ia ingin berhasil membentuk suatu organisasi. Pada kenyataannya,
integritas bersifat imperatif karena secuil pelanggaran saja terhadap
integritas akan dapat meninggalkan cacat permanen. Para pemimpin haruslah
konsisten dalam menjalankan standar kedisiplinan. Seorang pemimpin yang
mendiskriminasi, dengan menggunakan tingkat jabatan atau hubungan pertemanan
untuk menentukan responnya terhadap pelanggaran kedisiplinan, memiliki masalah
integritas yang serius. Tak ada yang dapat menghancurkan moral seefektif
menghukum seorang staf junior seberat-beratnya karena melakukan pelanggaran
serius, namun membiarkan seorang staf senior yang melakukan kesalahan serupa,
lalu pensiun tanpa menanggung hukuman. Pemimpin semestinya mempraktikkan apa
yang mereka ajarkan, dan menetapkan standar dengan adil. Kesemuanya ini
dibutuhan untuk terwujudnya disiplin, moral, dan pencapaian misi.
c. Keteguhan hati
Untuk menjadi seorang pemimpin, Anda
harus memiliki lebih dari sekadar citra diri (image) yang berintegritas -- Anda
harus memiliki keteguhan hati. Presiden Abraham Lincoln pernah menceritakan
kisah tentang seorang petani. Di samping rumah petani tersebut, tumbuh sebatang
pohon tinggi yang sangat indah. Suatu pagi, dia melihat seekor tupai berlari
memanjat ke atas pohon dan menghilang ke dalam sebuah lubang. Karena penasaran,
petani itu melihat ke dalam lubang dan mendapati bahwa pohon yang ia kagumi itu
berlubang di dalamnya, dan bisa rubuh menimpa rumahnya saat badai hebat
menerjang.
Seperti pohon tersebut, pemimpin yang dari
luar terlihat memiliki keteguhan hati, namun ternyata di dalamnya kekurangan
integritas, tidak akan kuat untuk bertahan dalam masa-masa sulit. Pemimpin yang
integritasnya lemah tidak bisa membangun organisasi yang mampu bertahan dalam
situasi yang penuh tantangan.
D.
Menjadi Seorang yang Mampu Bertahan Sampai Akhir
Yang terakhir, pemimpin dapat menunjukkan
integritasnya dengan melaksanakan tugas sebaik mungkin, terlepas dari seberapa
penting tugas itu atau siapa yang akan mendapat pujian. Pendeta Ben Perez
menggunakan analogi tentang tim yang meskipun pasti akan kalah, tapi terus
bertahan dalam sebuah permainan, untuk menggambarkan kebulatan tekad para
profesional yang berintegritas. Mungkin tak ada organisasi yang memperlihatkan
kesetiaan terhadap pekerjaan yang terbesar selain Pursuit Squadron ke-17 di
Filipina pada awal Perang Dunia II. Kendati menghadapi serangan hebat dari
armada udara Jepang, para pilot Pursuit Squadron tetap menjalankan misi
pengintaian bersenjata setiap hari, dan terkadang juga melakukan penyerangan
terhadap kapal-kapal musuh. Meski nyaris menjadi misi bunuh diri, para tentara
dari Pursuit Squadron berkali-kali melakukan serangan mendadak sampai Bataan
jatuh pada bulan Mei 1942. Pursuit Squadron ke-17 merupakan suatu tim yang
dipimpin oleh orang-orang berintegritas yang mampu bertahan dalam perjalanan
panjang menuju kejayaan. Itulah teladan dari kesetiaan terhadap pekerjaan,
suatu integritas yang harus dimiliki setiap pemimpin.
PENUTUP
Integritas
Seorang Pemimpin Adalah sikap atau sifat serta nilai-nilai yang memang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin guna untuk membangun kepercayaan antar individu
dalam organisasi. Untuk dapat memiliki integritas dalam kepemimpinan, seorang
pemimpin harus menggabungkan seluruh aspek yang ada dalam dirinya menjadi satu
kesatuan yang saling mendukung satu sama lainnya. Aspek-aspek tersebut adalah
kognitif (ranah yang mencakup kegiatan mental/otak), afektif (ranah yang
berkaitan dengan sikap dan nilai), dan psikomotoriknya (ranah yang berkaitan
dengan keterampilan/skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu). Hal itulah yang akan mencerminkan dirinya secara
holistik sebagai seorang pemimpin.
Jika seorang pemimpin sudah memiliki
integritas, maka yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin untuk menjaga
integritasnya yaitu dengan cara menepati janji atau memenuhi perkataan,
berkomunikasi secara jelas dan jujur, berani meminta maaf, serta senantiasa
berkomitmen.
Pemimpin
yang berintegritas menunjukkan sikap tulus dan konsisten, memiliki keteguhan
hati dan karakter, dan merupakan seorang yang mampu bertahan sampai akhir
Bandung,
2 April 2022
Komentar
Posting Komentar