KISAH PERJALANAN STULA
PESERTA PKA ANGKATAN III PROVINSI JAWA BARAT DI KABUPATEN INDRAMAYU
Belajar Kepemimpinan,
Merumuskan Solusi, dan Menyantap Kepala Ikan Gombyang yang Melegenda
LATAR BELAKANG: TURUN KE LAPANGAN, MELIHAT NYATA TANTANGAN
Tak
ada pemimpin yang lahir hanya dari ruang kelas. Semua calon pemimpin sejati
harus pernah mencicipi rasa getirnya lapangan. Itulah semangat yang melandasi
pelaksanaan Studi Lapangan (STULA) peserta Pelatihan Kepemimpinan
Administrator (PKA) Angkatan III Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten
Indramayu dipilih menjadi lokus STULA, bukan tanpa alasan. Kabupaten yang
dikenal sebagai lumbung padi nasional ini ternyata tengah berjuang keras dalam
reformasi birokrasi, khususnya dalam pengelolaan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Tantangannya nyata dan kompleks, dari urusan kompetensi ASN yang belum
terpetakan, manajemen kinerja yang belum optimal, hingga digitalisasi layanan
kepegawaian yang masih bertahap.
STULA
ini adalah langkah konkrit peserta untuk tak hanya memahami teori kepemimpinan,
tetapi juga mengaplikasikannya secara nyata, sambil menyelami berbagai
permasalahan dan merumuskan solusi.
MAKSUD DAN TUJUAN:
BELAJAR DARI TANAH MANGGA
Tujuan utama STULA ini adalah
sederhana namun dalam: mengasah kepekaan kepemimpinan melalui pembelajaran di
dunia nyata.
Secara spesifik, peserta ditugaskan
untuk:
- Mengidentifikasi isu-isu strategis di BKPSDM
Indramayu.
- Menganalisis akar masalah dengan pendekatan data.
- Merumuskan solusi inovatif dan kreatif yang bisa
diterapkan.
- Melatih kemampuan advokasi kebijakan.
- Mendorong lahirnya proyek perubahan berbasis
kebutuhan lapangan.
MANFAAT: LEBIH DARI
SEKADAR DIKLAT
Selama di Indramayu, peserta
belajar bahwa manfaat STULA jauh melampaui sekadar memenuhi kewajiban
pelatihan:
a) Memahami tantangan nyata yang dihadapi birokrasi
daerah.
b) Menyadari pentingnya inovasi berbasis digital di era
sekarang.
c) Belajar untuk berpikir kritis dan tak gampang puas
dengan solusi instan.
d) Membangun jejaring kolaborasi lintas daerah.
PERJALANAN DAN AKTIVITAS: DARI PERJALANAN HINGGA ADVOKASI
Perjalanan
menuju Indramayu diwarnai diskusi hangat antar peserta. Ada yang sibuk membahas
isu birokrasi, ada juga yang dengan polosnya saling bertukar info tentang
kuliner khas Indramayu.
Perjalanan
peserta PKA dimulai start dari Kampus Perubahan yakni Kampus BPSDM Provinsi
Jawa Barat yang terletak di Jalan Kolonel Masturi KM 3.5 No 10 Kota Cimahi. Setelah
menempuh perjalanan hampir 4 jam , akhirnya rombongan peserta PKA tiba di Indramayu
, namun sebelum beristirahat , mereka bersantap makan malam di salah satu RM
Panorama yang terkenal dengan masakan Ikan Gombyang. Setelah selesai makan,
lalu rombongan langsung menuju salah satu hotel terbesar di Kota Mangga, yaitu;
SwisBell Hotel.
Sebelum
istirahat malam, panitia mengumpulkan seluruh peserta untuk melakukan
konsolidasi berupa ujicoba pemaparan hasil diskusi yang dimulai sejak melakukan
diagnosa, berbagai analisis sampai
dengan memberikan rekomendasi berbasis SMART . Alhamdulillah kelompok 2 dan 4
yang mendapatkan lokus BKPSDM Kabupaten Indramayu mendapatkan apresiasi oleh Kepala
Bidang PKM serta hanya sedikit koreksi berupa penguatan di Optimalisasi Si
Kompak.
Saya
sendiri selaku WI Pendamping, tidak bisa bareng menyertai peserta, sehubungan
masih ada tugas dari pimpinan BPSDM, tuk mendampingi peserta PKA Kabupaten
Bogor mengikuti seminar Laporan Akhir Perubahan. Kamis , 3 Juni 2025 setelah
bada sholat subuh, sekitar jam 05.10 wib
saya berangkat dari rumah diantapani menuju Lokasi Stula, yang menurut Info
akan diterima oleh Bapak Sekda Indramayu di Aula Lantai 2 BappedaLitbang Kabupaten
Indramayu. Alhamdulillah, perjalan dapat ditempauh selama 2,5 jam, dan akhirnya
tiba di Kabupaten Indramayu. Sebelum melaksanakan tugas Stula ini , atas ajakan
salah satu peserta Stula pribumi Indramayu, saya dapat santapan makan pagi di
salah satu masakan khas Indramayu, yaitu Nasi Lengko
DIAGNOSA MASALAH:
MENGGALI AKAR, MENEMUKAN JALAN KELUAR
Singkat cerita, dalam sesi advokasi
yaitu pemaparan hasil diksusi, kelompok 2 dan 4 diberikan kesempatan pertama
untuk menyajikan hasil diksusi kelompok, mulai proses diagnosa hingga rencana
aksi bagi Pemerintah Kabuoaten Indramayu dalam hal ini yaitu; Pimpinan BKPSDM
Indramayu.
Sesi
Advokasi yang dihadiri oleh Staf Ahli Bupati Bidang Kesmas dan SDM, Kepala
BKPSDM serta beberapa Kepala OPD yang menjadi obyek lokus dalam Stula ini
berjalan tertib , lancar serta terjadi proses komunikasi yang dinamis.
Dalam
sesi pemaparan yang diwakili oleh salah satu peserta PKA dari Kota Bogor,
suasana berjalan hangat, ceria serta penuh keriuhan; yang ditandai dengan
Yel-Yel kelompok yang membuat suasana menjadi akrab.
Risna
Widiastuti yang memaparkan hasil diskusi kelompok menyampaikan dihadapan Staf
Ahli Bupati bahwa Hasil diagnosa menemukan bahwa Masalah Utama Kinerja
Organisasi di Kabupaten Indramayu meliputi:
a) Belum Optimalnya Pengembangan Kompetensi ASN
b) Implementasi Penerapan Sistem Merit
SOLUSI INOVATIF: SI-KOMPAK, SOLUSI CERDAS DARI INDRAMAYU
Berangkat dari hasil diagnosa
tersebut, peserta kemudian melahirkan sebuah inovasi digital bernama SI-KOMPAK
(Sistem Informasi Kompetensi ASN Terpadu, Adaptif, dan Kolaboratif).
SI-KOMPAK dirancang sebagai
platform digital berbasis web dan mobile yang mampu:
1) Memetakan kebutuhan kompetensi ASN secara akurat.
2) Mengintegrasikan perencanaan pelatihan dan anggaran.
3) Menyediakan layanan e-learning adaptif dengan fitur
diskusi dan webinar.
4) Memberikan reward atau insentif berbasis kinerja
melalui sistem gamifikasi.
5) Menyediakan asisten digital untuk pengingat pelatihan.
Peserta juga menyusun rencana aksi
implementasi yang detail, mulai dari penyusunan regulasi, integrasi sistem,
hingga uji coba dan peluncuran resmi di seluruh OPD.
DISKUSI DENGAN BKPSDM:
OBROLAN RINGAN YANG BERISI
Diskusi
advokasi dengan jajaran BKPSDM berlangsung hangat dan produktif. Pihak BKPSDM
mengapresiasi ide-ide segar dari peserta STULA. Di luar diskusi formal, para
peserta dan pejabat BKPSDM juga berbagi pengalaman seputar kendala birokrasi
dan ide-ide inovasi yang realistis.
Yang
menarik, diskusi yang awalnya kaku pun bisa cair saat dibumbui cerita ringan
soal keseharian ASN, bahkan diselingi tawa soal “manfaat tersembunyi” pelatihan
di daerah, yaitu wisata kuliner!
MOMEN TAK TERLUPAKAN:
MAKAN KEPALA IKAN GOMBYANG DI RM PANORAMA
Setelah sesi serius, tibalah momen
yang ditunggu-tunggu oleh saya yakni : makan siang!
Setelah seluruh proses STULA selesai dan rombongan Kembali dengan Bus menuju ke Cipageran Kembali, saya lalu dengan beberapa peserta pribumi PKA berangkat menuju Rumah Makan Panorama, yang terkenal dengan kuliner khas Indramayu: Kepala Ikan Gombyang.
Begitu
hidangan tersaji, aroma kuah segar berbumbu rempah langsung menyeruak. Kuah
kuning yang kental, potongan belimbing wuluh, serta kepala ikan manyung besar
seakan menghipnotis. Suasana yang sangat penuh sensasi rasa yang luar biasa.
“Ini
mah bukan makan, ini namanya nikmat dunia!” gumam saya dalam hati ….sambil
mencoba menyeruput kuah gombyang.
Tak
ada yang peduli soal protokol diet atau jaga image. Semua larut dalam
kenikmatan menyantap kepala ikan, dari dagingnya yang lembut, bagian pipinya
yang gurih, sampai sumsum di bagian kepala yang kaya rasa. Bahkan, sampai rela
menyedot bagian terdalam kepala ikan, tanpa malu-malu.
“Kalau
semua ASN dikasih kepala ikan gombyang, bisa-bisa indeks kinerjanya langsung
melonjak,” kata ku kepada salah salah satu peserta, disambut gelak tawa peserta
sebelah.
Suasana rumah makan yang luas , di
kelilingi kolam serta udara yang masih bersih, karena cukup jauh dari pemukiman
warga menambah kenikmatan. Angin semilir, suara gemericik air, dan tawa ringan
peserta membuat momen makan siang itu terasa syahdu, tak terlupakan.
KESIMPULAN:
PEMBELAJARAN YANG MENDALAM DAN PENUH MAKNA
Dua hari STULA di Indramayu
benar-benar memberikan pengalaman bagi peserta yakni :
1) Peserta belajar tentang pentingnya kepemimpinan
berbasis data dan inovasi digital.
2) Mereka menyadari bahwa pengembangan ASN bukan sekadar
teori, tapi juga soal keberanian melakukan terobosan.
3) Inovasi SI-KOMPAK dianggap sebagai solusi cerdas yang
bisa direplikasi di daerah lain.
4) Dan yang paling penting, peserta merasakan betul bahwa
dalam setiap perjalanan, selalu ada pelajaran berharga—baik dari ruang rapat,
maupun dari semangkuk kepala ikan gombyang yang menghangatkan hati.
PENUTUP: STULA BUKAN
SEKADAR DIKLAT
Perjalanan ke Indramayu ini
membuktikan, STULA bukan hanya agenda pelatihan yang wajib diikuti, melainkan
ajang pembelajaran yang autentik, penuh tantangan, tapi juga penuh tawa dan
kebersamaan.
Seorang peserta bahkan berujar:
“Ternyata, memimpin organisasi itu
sama seperti makan kepala ikan gombyang: kita harus berani menyelami, sabar
menghadapi tulangnya, dan pada akhirnya, kita akan menemukan kenikmatan yang
luar biasa.”
Dan pulang dari Indramayu, selain
membawa oleh-oleh Sop Ikan Gombyang, mangga dan kerupuk kulit ikan, peserta
juga membawa oleh-oleh yang lebih mahal: inspirasi, solusi, dan kenangan tak
terlupakan.
Terima kasih seluruh peserta PKA
Kelompok 2 dan 4 yang dalam 2 minggu ini berhasil menyusun rencana aksi yang KEREN
dan SMART..
Sukses sll
Semangat sll
Komentar
Posting Komentar