BPSDM Jawa Barat: Motor Penggerak ASN Pembelajar Menuju Jabar Istimewa
oleh ; Budy Hermawan
Di tengah arus perubahan global dan disrupsi teknologi yang semakin cepat, birokrasi dituntut tidak sekadar bekerja efisien, tetapi juga terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi. Aparatur Sipil Negara (ASN) masa kini harus menjadi pembelajar sejati — yang mampu menjemput masa depan, bukan sekadar menunggu perubahan.
Di sinilah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat memegang peran penting sebagai motor penggerak pembelajaran ASN menuju visi besar Jabar Istimewa.
Dari Lembaga Diklat ke Pusat Pembelajaran Strategis
Transformasi BPSDM Jawa Barat bukan sekadar perubahan nama atau format
pelatihan. Berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 04/K.1/HKM.02.2/2025, setiap instansi
pemerintah kini diwajibkan menyusun Rencana Pengembangan Kompetensi Tingkat
Instansi atau Human Capital Development Plan (HCDP) yang menjadi
peta jalan pengembangan SDM aparatur selama lima tahun.
Menjawab amanat tersebut, BPSDM Jawa Barat menegaskan perannya sebagai Center
of Excellence (Corfu) — pusat unggulan pembelajaran aparatur di tingkat
daerah.
BPSDM kini bukan sekadar penyelenggara diklat, melainkan institusi pembelajar
yang mengorkestrasi seluruh proses pengembangan kompetensi ASN agar sejalan
dengan arah pembangunan provinsi dan visi “Jabar Istimewa”.
Melalui pendekatan ASN Corporate University (ASN Corpu), BPSDM
membangun sistem pembelajaran yang terintegrasi, berbasis kinerja, dan
berdampak nyata.
Setiap kegiatan pelatihan tidak lagi diukur dari jumlah jam pelajaran, tetapi
dari sejauh mana hasil belajar mampu memperkuat integritas, profesionalisme,
dan kualitas layanan publik.
Widyaiswara: Jantung dari Pembelajaran ASN Jabar
Dalam sistem pembelajaran modern ini, peran widyaiswara menjadi
sangat strategis.
BPSDM Jawa Barat menempatkan widyaiswara bukan sekadar sebagai pengajar yang
hafal modul, tetapi sebagai praktisi pembelajaran pemerintahan yang hidup
dalam nilai-nilai integritas dan pengalaman nyata good governance.
Seorang widyaiswara BPSDM Jawa Barat idealnya bukan hanya mampu
menjelaskan teori akuntabilitas, tetapi juga pernah menegakkan prinsip itu
dalam pengalamannya.
Ia tidak hanya memahami konsep pelayanan publik yang berintegritas, tetapi juga
menjadi teladan nyata dalam melaksanakannya.
Kredibilitas dan keteladanan menjadi kunci utama — sebab pembelajaran ASN tidak
bisa hanya berhenti di ruang kelas, tetapi harus menembus perilaku kerja dan
budaya organisasi.
BPSDM menyadari, pembelajaran yang berakar pada pengalaman nyata jauh
lebih bermakna dibanding sekadar hafalan konsep.
Karena itu, program penguatan kapasitas widyaiswara diarahkan agar mereka
senantiasa mengasah tiga hal: kompetensi akademik, pengalaman praktis
pemerintahan, dan keteladanan moral.
Dengan kombinasi itu, BPSDM Jawa Barat membangun reputasi sebagai lembaga
pembelajaran yang authentic, kredibel, dan berdampak.
Strategi Pembelajaran: Belajar, Berbagi, dan Beraksi
Sebagai Corfu, BPSDM Jawa Barat mengembangkan strategi
pembelajaran dengan tiga pendekatan utama:
- Formal
Learning – melalui pendidikan dan pelatihan terstruktur
seperti kepemimpinan, manajerial, dan teknis.
- Social
Learning – melalui mentoring, coaching, dan komunitas
belajar lintas perangkat daerah.
- Experiential
Learning – melalui magang, proyek perubahan, hingga
praktik kerja lintas instansi.
Ketiga pendekatan ini memastikan ASN Jawa Barat tidak hanya belajar
dari modul, tapi juga belajar dari pengalaman, belajar dari rekan
sejawat, dan belajar dari tantangan nyata di lapangan.
BPSDM mengintegrasikan seluruh metode ini dalam sistem pembelajaran yang
responsif terhadap kebutuhan organisasi dan masyarakat.
Mengukur Dampak, Bukan Sekadar Aktivitas
BPSDM Jawa Barat menegaskan bahwa keberhasilan pembelajaran tidak diukur
dari banyaknya pelatihan, tetapi dari dampak yang dihasilkan.
Melalui sistem evaluasi berbasis Return of Training Investment (RoTI)
dan CIPPO Model, setiap program dianalisis untuk melihat sejauh mana ia
meningkatkan kinerja, perilaku, dan hasil layanan publik.
Hasil evaluasi menjadi dasar untuk penyusunan program berikutnya — sehingga
pembelajaran menjadi proses yang terus membaik.
Selain itu, BPSDM memastikan setiap anggaran pelatihan memiliki manfaat
konkret.
Setiap rupiah yang dibelanjakan untuk peningkatan kapasitas ASN harus kembali
dalam bentuk peningkatan produktivitas, efisiensi, dan kepuasan publik.
Inilah wujud nyata prinsip akuntabilitas yang menjadi ciri birokrasi
berintegritas.
Budaya ASN Pembelajar: Dari Kelas ke Tempat Kerja
BPSDM Jawa Barat juga menggerakkan budaya ASN pembelajar di
seluruh perangkat daerah.
Forum knowledge sharing, coaching clinic, dan komunitas
pembelajaran menjadi ruang bagi ASN untuk saling berbagi pengalaman dan praktik
baik.
Budaya ini membentuk birokrasi yang tak berhenti belajar dan berani mencoba hal
baru.
Nilai-nilai ASN berintegritas diperkuat dengan semangat khas daerah: “Jabar
Istimewa”.
ASN diharapkan tidak hanya cerdas secara teknis, tetapi juga unggul secara
moral — melayani dengan empati, berpikir dengan inovasi, dan bekerja dengan
akuntabilitas.
Integrasi Data dan Talenta ASN
Dalam era digital, BPSDM Jawa Barat juga menjadi pengelola utama sistem Learning
Management System (LMS) yang mencatat seluruh aktivitas pembelajaran ASN di
provinsi ini.
Data pembelajaran dikaitkan dengan manajemen talenta, promosi jabatan, dan
pengembangan karier, sehingga setiap hasil belajar memiliki konsekuensi nyata
terhadap masa depan ASN.
Dengan sistem ini, pembelajaran dan karier menjadi satu kesatuan utuh —
membentuk ASN yang berkembang secara berkelanjutan.
Mendukung Visi “Jabar Istimewa”
Semua upaya ini berpuncak pada satu arah besar: mendukung terwujudnya visi
Gubernur Jawa Barat, “Jabar Istimewa” — Jawa Barat yang unggul dalam
kualitas SDM, inovasi pemerintahan, dan daya saing pelayanan publik.
BPSDM meyakini bahwa visi besar hanya bisa dicapai dengan aparatur yang
kompeten, berintegritas, dan memiliki semangat melayani tanpa pamrih.
Dengan posisi sebagai Corfu, BPSDM menjadi penggerak utama kolaborasi
lintas sektor: pemerintah, akademisi, komunitas, dan dunia usaha.
Kolaborasi ini memperluas jejaring pembelajaran dan memastikan ASN Jawa Barat
tidak hanya bekerja untuk rakyat, tetapi juga belajar bersama rakyat.
Penutup
Transformasi BPSDM Jawa Barat menuju Center of Excellence adalah
perjalanan panjang menuju birokrasi yang cerdas dan berkarakter.
Dari lembaga diklat menjadi lembaga pembelajar.
Dari pengajar menjadi teladan.
Dari teori menjadi aksi nyata.
Bersama widyaiswara yang berpengalaman, berintegritas, dan memiliki
rekam jejak dalam praktik good governance, BPSDM Jawa Barat menegaskan
perannya sebagai lokomotif perubahan.
Bukan hanya mencetak ASN yang kompeten, tetapi menumbuhkan aparatur yang jujur,
tangguh, dan siap membawa Jawa Barat menjadi provinsi pembelajar yang
benar-benar istimewa.
Bandung, 9 November 2025



Komentar
Posting Komentar