Oleh
Budy Hermawan
Manajemen
Rantai Pasok atau Supply Chain Management
(SCM) adalah penerapan ilmu dan praktek
manajemen dalam rantai pasok, yang lazim digunakan
oleh organisasi-organisasi disektor
bisnis untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dalam persaingan di industrinya masing-masing. Walaupun digunakan juga di sektor
nirlaba dan sektor pemerintah, namun rantai suplai
di sektor-sektor ini khususnya, belum
dikelola secara professional ataupun belum diatur
secara formal. Berangkat dari pengalaman pemanfaatan SCM di sektor bisnis, alangkah baiknya pemerintah
mengadopsi praktek SCM untuk mengelola berbagai kegiatan pemerintah. SCM adalah
praktek atau disiplin/ilmu manajemen yang lazim digunakan oleh industri manufaktur di sektor bisnis (sektor swasta/korporasi) untuk mengelola proses bisnis termasuk sistem produksinya.
Ada 3 macam komponen Manajemen Rantai Pasok yakni Rantai pasok Hulu (Upstream Supply Chain), Rantai Pasok Internal (Internal Supply Chain), Rantai Pasok Hilir (Downstream Supply Chain). Siklus Manajemen Rantai Pasok
terdiri dari Plan (Perencanaan), Source (Pencarian Pasokan
dan Pengadaan), Make (Pembuatan/Produksi), Deliver (Pengiriman/Pendistribusian)
Pengertian Supply
Chain Management
Manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management (SCM) adalah
praktek atau disiplin/ ilmu manajemen yang lazim digunakan oleh industri
manufaktur di sektor bisnis (sektor
swasta/korporasi) untuk mengelola proses bisnis termasuk
sistem produksinya. SCM menyelaraskan proses
bisnis dari hulu ke hilir sehingga mewujudkan nilai pasar dan ekonomi, serta
memberikan perusahaan keunggulan kompetitif atas pesaing
bisnis mereka. Kini SCM telah
menjadi bagian integral dari bisnis di sektor
swasta dan sangat penting untuk kesuksesan dan kepuasan pelanggan, mengurangi biaya operasi, dan meningkatkan posisi
keuangan perusahaan. Di sektor
pemerintah konsep
SCM belum banyak
dikenal. Namun namun pada
prakteknya sudah digunakan oleh beberapa instansi,
walau tidak sepenuhnya. Saat ini SCM belum menjadi
praktek yang digunakan secara luas di
pemerintahan. Mengingat manfaatnya yang sudah teruji di dunia bisnis dan industri,
alangkah baiknya bilamana
pemerintah dapat mengadopsi best practice
ini untuk meningkatkan kinerjanya.
Komponen Rantai
Pasokan
Rantai Pasok adalah jaringan
fisiknya, sedangkan Manajemen Rantai Pasok
adalah alat, metode, atau pendekatan pengelolaannya. Supply Chain adalah
organisasi/ sekumpulan organisasi yang memasok bahan baku, memproduksi produk dan mengirimkan kepada konsumen akhir.
Ada 3
macam komponen (segmen) Supply Chain1) yaitu Rantai Pasok Hulu (Upstream Supply Chain),
Rantai Pasok Internal
(Internal Supply Chain)
Rantai Pasok Hilir (Downstream Supply Chain) yang dijelaskan sebagai berikut.
a.
Rantai pasok Hulu (Upstream Supply
Chain)
Bagian
hulu Supply Chain meliputi aktivitas dari suatu organisasi korporasi atau institusi dengan para
rekanan pemasok (dapat berupa pabrik/manufaktur, agen tunggal, distributor, perantara, pedagang eceran, hingga penyedia layanan jasa).
Aktivitas yang utama adalah proses perencanaan, serta pencarian pemasok
dan pengadaan barang/jasa.
b.
Rantai Pasok Internal (Internal Supply Chain)
Meliputi semua
proses penerimaan barang ke gudang atau jasa
yang disediakan rekanan
pemasok, agar dapat digunakan untuk keperluan proses rantai pasok internal, baik proses penggunaan, produksi, atau rencana
alokasi persediaan, di dalam rantai pasok internal.
Perhatian yang utama adalah manajemen
produksi, penyimpanan dan pengendalian persediaan, serta manajemen
pengendalin mutu.
c.
Rantai Pasok Hilir (Downstream Supply
Chain)
Meliputi
semua aktivitas yang melibatkan proses transportasi dan distribusi dari alokasi
persediaan atau barang yang tersedia
dalam proses rantai pasok
internal, ke para penerima akhir. Penerima
akhir dapat berupa pabrik/
manufaktur, agen tunggal, distributor, perantara, pedagang eceran, hingga penyedia layanan jasa. Perhatian diarahkan pada proses transportasi, distribusi, serah terima, dan layanan
purna jual.
Di hulu, perusahaan manufaktur berhubungan dengan rekanan
pemasok yaitu pabrik,
agen tunggal, distributor, perantara, pedagang eceran, dan/atau penyedia layanan jasa. Demikian
pula dihilir, penerima akhir atau
pelanggan produk perusahaan manufaktur adalah pabrik, agen tunggal, distributor, perantara, pedagang eceran,
dan/atau penyedia layanan
jasa.
Tujuan
Manajemen Rantai Pasokan
Tentunya
secara keseluruhan manajemen ini ditujukan supaya tercapainya tujuan dari
perusahaan. Perusahaan pastinya menginginkan produk yang dibuat bisa
meningkatkan kepuasan terhadap pelanggan. Dengan demikian ini adalah tujuan
utama dari dibuatnya sebuah manajemen rantai pasokan.
Tujuan lainnya adalah untuk memastikan
keseluruhan aktivitas mulai dari produksi, penyimpanan hingga distribusi.
Dengan demikian, perusahaan bisa mendapatkan biaya dan aktivitas yang lebih
efisien. Bila tidak diatur, maka keseluruhan proses bisa berantakan dan justru tidak
membawa keuntungan bagi perusahaan.
Efisiensi tersebut juga bisa dicapai
dengan memperhitungkan biaya dan aktivitas secara keseluruhan. Misalnya saja
dari persediaan bahan baku, proses produksi hingga barang jadi. Dengan demikian
proses bisnis bisa berjalan dengan lancar dan pastinya efisien dan efektif.
Fungsi
Supply Chain Management
Setelah mengetahui tujuan dari manajemen
ini, Anda juga perlu mengetahui fungsinya dalam sebuah perusahaan. Tentunya
fungsi pertama adalah perencanaan. Supply chain management berfungsi untuk
perencanaan supaya bisa mencapai tujuan organisasi. Selain merencanakan,
manajemen ini juga bertujuan mengorganisasikan semua proses produksi barang.
Fungsi berikutnya juga mencakup
penyediaan sumber daya. Manajemen ini akan membantu penyusunan bagan organisasi
sehingga bisa menyesuaikan kebutuhan agar rencana bisa tercapai. Fungsinya juga
termasuk dengan instruksi kerja supaya dapat melaksanakan rencana-rencana yang
sudah dibuat.
Terakhir fungsinya adalah pengendalian
atau kontrol. Dari instruksi kerja yang sudah dibuat, manajemen bisa melakukan
kontrol atau pengawasan. Dengan demikian semua proses kerja harus berjalan
sesuai standar. Pastinya ini akan membuat operasional bisa berjalan dengan
optimal dan tujuannya tercapai.
Manfaat
Manajemen Rantai Pasokan
Hal berikutnya yang perlu Anda ketahui
adalah manfaat dari manajemen ini. Jika perusahaan Anda melakukan supply chain
management, maka perusahaan akan merasakan berbagai manfaatnya. Berikut
penjelasan mengenai manfaat dari rantai pasokan.
1. Meningkatkan Keuntungan
Salah satu alasan mengapa keuntungan
bisa bertambah karena proses produksi berjalan sesuai rencana. Produk bisa
terjual habis dengan manajemen yang tepat. Maka, jangan sampai produksi barang
perusahaan Anda hanya tertumpuk saja tanpa terjual habis.
2. Pelanggan Jadi Puas
Pastinya supply chain management akan
memberikan kepuasan terhadap produk atau perusahaan Anda. Manajemen yang tepat
akan memastikan produk yang diterima oleh konsumen dalam kondisi yang baik.
Dengan demikian pelanggan akan menjadi konsumen yang setia dan bisa memakai
produk Anda dalam waktu yang lama.
3. Dapat Menurunkan Biaya
Integrasi dan kerja sama antar divisi
membuat biaya juga jauh lebih efisien. Tim akan memastikan bahwa biaya produksi
dari awal sampai akhir benar-benar sudah sesuai dengan rancangan. Banyak
perusahaan yang justru mengalami kesulitan untuk mengatur biaya yang
dikeluarkan sehingga keuntungan jadi minim.
Tahapan
Manajemen Rantai Pasokan
Agar Anda semakin memahami betapa
pentingnya manajemen rantai pasokan, Anda juga perlu tahu ada sederet tahapan
yang perlu dilakukan. Tahapan manajemen ini dimulai dari persiapan produksi,
produksi hingga akhirnya sampai ke konsumen. Berikut ini tahapannya.
1.
Perencanaan
Segala sesuatu dalam bisnis pastinya
dimulai dengan perencanaan terlebih dahulu.Perencanaan ini biasanya dimulai
dengan merencanakan kebutuhan dari konsumen, perencanaan produksi, pembelian
bahan baku sampai dengan tenaga kerja dan transportasi. Dengan adanya
perencanaan ini, perusahaan jadi tahu apa yang harus dilakukan dalam kurun
waktu ke depan.
Misalnya perusahaan harus mengetahui
perkiraan permintaan dari konsumen. Sebagai pengusaha, Anda perlu memastikan
berapa jumlah produk yang harus dipersiapkan. Hal ini untuk memastikan semua
produk bisa terjual dengan habis. Proses perencanaan harus dibarengi dengan
inventaris dan laporan penjualan.
Dengan bantuan laporan penjualan
sebelumnya, Anda jadi tahu kira-kira berapa permintaan dari pasar. Jangan lupa
untuk memperhatikan faktor lainnya misalnya tren pasar. Selain itu, jangan lupa
buat laporan inventaris sehingga mengetahui pengadaan barang atau jasa yang
dibutuhkan untuk keseluruhan proses produksi.
2.
Pengadaan Barang
Setelah sudah membuat perencanaan yang
matang, saatnya Anda melakukan pengadaan barang untuk menunjang produksi.
Pengadaan barang ini merupakan tugas penting dari procurement management.
Dengan bantuan tim khusus ini maka perusahaan bisa mendapatkan barang dengan
harga yang paling baik dengan kualitas yang sesuai kebutuhan.
Proses pengadaan juga akan jauh lebih
mudah apabila terdapat manajemen yang jelas. Procurement management akan
membuat sistem pengadaan barang yang jelas. Misalnya membuat tender untuk semua
supplier dan vendor, memilih supplier atau vendor yang sesuai dengan kebutuhan
hingga melakukan pemesanan. Procurement juga melakukan kontrol terhadap barang
yang dibeli.
3. Produksi
Langkah berikutnya akan masuk ke proses
produksi. Semua bahan baku kemudian akan diolah menjadi produk yang siap dijual
kepada konsumen. Tidak hanya melibatkan sumber daya manusia saja, proses ini
juga melibatkan mesin. Pengawasan sangat penting dalam proses ini supaya hasil
produknya tetap berkualitas karena dipengaruhi oleh mesin hingga tenaga kerja.
4.
Pengelolaan Penyimpanan
Setelah produk jadi tentunya tidak bisa
langsung dikirim atau diterima oleh pelanggan. Anda memerlukan gudang atau
tempat penyimpanan. Proses penyimpanan juga harus jelas. Harus ada pencatatan
mulai dari memasukkan barang, pengambilan hingga mungkin terjadi pengembalian
barang.
Semua
barang yang masuk dan keluar perlu memiliki catatan yang jelas. Supply chain
management juga harus melakukan stock opname secara berkala. Dengan demikian
tidak ada nada perbedaan antara jumlah barang dengan pencatatan. Biasanya pencatatan
gudang ini akan memakai bantuan teknologi berupa warehouse management software.
5. Proses Pengiriman
Proses
akhir dari produksi barang tentunya adalah proses pengiriman ke pelanggan.
Kurir dan transportasi menjadi dua hal penting dalam proses ini. Anda perlu
melakukan pencatatan dan pelacakan sehingga proses pengiriman berjalan dengan
lancar. Perusahaan perlu memastikan bahwa barang
tersebut benar-benar sudah diterima oleh pelanggan dengan baik.
Nah itulah tadi pembahasan singkat
mengenai supply chain management atau manajemen rantai pasokan. Ternyata
penting sekali kan pengaturan rantai pasokan ini untuk keberlangsungan sebuah
perusahaan.
Bandung, Maret 2022
Komentar
Posting Komentar